Kamis, 01 Maret 2012

Elang Jawa Nyaris Punah

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Keberadaan elang Jawa (Spizaetus nipalensis, kini Nisaetus bartelsi) sudah sangat langka bahkan terancam punah. Saat ini hanya tersisa 325 pasang di Pulau Jawa. Mereka hidup di hutan-hutan yang semakin sempit, menjadi buruan orang karena nilainya tinggi.

''Kalau hutan terus menyempit, perlakuan manusia terhadap Elang Jawa tak lagi akrab, tahun 2025 bakal punah. Bahkan bisa lebih cepat lagi,'' tandas aktivis lingkungan Zaini Rakhman.

Berangkat dari keprihatinan itu, dia lantas menulis buku berjudul ''Garuda Mitos dan Faktanya di Indonesia''. Isinya mengulas berbagai hal tentang burung Garuda yang sebenarnya merupakan Elang Jawa. Kelak, buku ini disebarkan ke sekolah-sekolah sebagai referensi supaya anak-anak mengetahui kekayaan alamnya terutama Elang Jawa.

Buku tersebut juga menjadi pegangan agar gerenasi mendatang bisa memperlakukan alam dan isinya lebih beradab. Dia tak memungkiri banyak satwa langka diburu dan dikoleksi mati maupun hidup. Yang mati diawetkan sebagai hiasan sedangkan yang hidup dipelihara. Padahal Elang Jawa tidak mudah beradaptasi.

Dalam kondisi tertentu, burung ini bisa drop dan mati. Zaini menyontohkan ada burung yang dibawa untuk dilepas di alam. Namun dalam perjalanan stres dan malah drop. Cepat atau lambat, Elang Jawa yang stres akan mati. Alam liar merupakan tempat paling cocok dan nyaman buatnya. ''Di seluruh dunia ada 311 jenis elang dan 75 di antaranya ada di Indonesia dan Elang Jawa benar-benar burung asli dari sini. Bayangkan betapa kayanya negeri ini tapi sayang jumlahnya terus berkurang,'' ungkap Zaini.

Kepala Sub Direkrorat Konservasi Hewan, Kementrian Kehutanan, Agus SB Sutito mengakui perdagangan Elang Jawa masih berlangsung meskipun sudah dilarang. Pelaku tentu secara sembunyi-sembunyi dan menjual dengan harga sangat tinggi. Ini salah satu faktor semakin berkurangnya populasi Elang Jawa.

Namun pemerintah berusaha keras mengatasi persoalan tersebut dan melalui instansi terkait sering melakukan razia di berbagai lokasi. Berdasarkan informasi dari masyarakat, pemerintah langsung mendatangi orang yang memiliki Elang Jawa, menyitanya kemudian ''menyekolahkan'' di lembaga konservasi.

''Untuk menjadikan elang bisa liar kembali agar mampu hidup di dalam juga sangat susah. Kecuali perlu banyak biaya, hewan itu butuh perlakuan khusus,'' ujar sembari menambahkan pemerintah menargetkan kenaikan populasi Elang Jawa sebesar 3%.
( Agung Priyo Wicaksono / CN34 / JBSM )
Source: www.suaramerdeka.com