Tiga Tanda Bahwa Anda Fit Saat Berkendara
Liputan6.com, Jakarta: Banyak pengendara yang menilai tubuhnya dalam keadaan prima atau tidak, hanya dari masalah kesehatan. Bila tidak pusing, tidak demam atau tidak mengantuk, mereka merasa masih sanggup dan mampu mengendarai mobil. Padahal, kondisi yang fit mensyarakatkan koordinasi yang sempurna terutama di antara mata, telinga, kaki, tangan dan otak sebagai pusat pengendaliannya. Ini yang disebut dengan “sadar”.
Bisa jadi, fisik tampak segar-segar saja, tetapi pikiran tidak fokus dan konsentrasi gampang buyar. Mungkin juga, emosi sedang tidak stabil sehingga mudah terpancing amarah ketika berhadapan dengan pengendara lain di jalan raya. Kondisi seperti ini tergolong tidak fit, dan sebaiknya tidak berkendara. Setidaknya ada tiga tanda bahwa Anda fit atau tidak untuk berkendara.
Pertama, saat pertama memegang kemudi, Anda sadar lokasi mana yang akan dituju. Bila tidak, sebaiknya turun dan coba tenangkan diri dengan cara yang lain. Sebab, ada sebagian orang yang melampiaskan amarah dengan mengendarai mobil. Sampai puluhan meter mobil melaju, ia masih belum tahu hendak kemana sebenarnya. Seolah lokasi yang ingin dituju bukan prioritas, bahkan tidak dipikirkan. Akibatnya, ketika menemukan sasaran pelampiasan di tengah jalan, ia meluapkannya kepada sesama pengguna jalan. Harus diingat bahwa mengendarai mobil membutuhkan emosi yang stabil, tidak meledak-ledak karena dapat membahayakan pengguna jalan yang lain.
Kedua, di sepanjang perjalanan kita masih bisa mengingat daerah-daerah mana saja yang sebelumnya kita lewati. Kita juga sadar melintasi bangunan, gedung, atau mungkin papan reklame dan pohon yang mengingatkan kita pada tempat tertentu. Bila ternyata kita tidak ingat dan terkejut karena sudah mencapai daerah tertentu, waspadalah. Sangat mungkin saat itu pikiran kita sedang melayang entah kemana, sehingga tidak fokus terhadap kondisi jalan. Kondisi ini membahayakan perjalanan. Segera segarkan diri Anda dengan istirahat, minum dll.
Ketiga, ada rasa takut yang tidak bisa dikendalikan dan terus terasa menghantui sepanjang perjalanan. Terutama, rasa takut terlambat sampai di tujuan. Rasa takut yang berlebihan sangat berbahaya seandainya sampai mempengaruhi gaya berkendara. Orang seperti ini biasanya gaya berkendaranya agresif dan ugal-ugalan. Apapun kondisi pengendara, mengemudikan mobil haruslah tetap tenang dan memperhatikan kepentingan pengguna jalan yang lain. (http://www.astraworld.com/mla)
Source: otomotif.liputan6.com