• img

Ubah Gaya Hidup Ampuh Cegah Hipertensi

blog sauted | Selasa, 08 Mei 2012 | 11:22

Alami hipertensi (Foto: Corbis)

MELALUI berbagai pos pelayanan kesehatan yang disediakan, pemerintah berharap kasus hipertensi mengalami penurunan. Kendati demikian, pemerintah lebih mengharapkan masyarakat menjalani perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

"Melalui Puskesmas dan Posbindu PTM, masyarakat cukup mendapat kemudahan akses untuk mendeteksi atau monitoring tekanan darah. Jika mampu membeli tensimeter sendiri untuk memonitor tekanan darah keluarga secara rutin akan lebih baik. Namun, paling penting adalah meningkatkan perilaku hidup sehat," tutur Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI dalam rilis yang diterima Okezone, Selasa (8/04/2012).

Menurutnya, hipertensi merupakan penyakit yang diakibatkan perilaku hidup yang kurang sehat, seperti kegemukan akibat makan tak seimbang, terlalu banyak lemak, kurang sayur dan buah, serta kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, gaya hidup yang penuh stres, asupan garam berlebihan, serta minum alkohol terlalu banyak menjadi penyebab lain yang mendukung terjadi seseorang mengalami hipertensi.

Tjandra menambahkan, sarana dan prasarana untuk diagnosis dan pengobatan hipertensi, termasuk mendeteksi kemungkinan terjadi kerusakan organ target atau komplikasi pada dasarnya sudah tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

"Sebagai self awareness atau public awarenes adanya kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) setiap bulan dalam wadah Desa Siaga aktif di setiap kelurahan sebenarnya sudah cukup untuk mewaspadai dan memonitor tekanan darah dan segera ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan jika tekanan darahnya tinggi," jelas Tjandra.

Walaupun pelayanan kesehatan untuk mengatasi hipertensi sudah terbilang baik, tetapi cara terbaik dengan menghindari penyakit tersebut. Pasalnya, pengobatan hipertensi tidaklah singkat dan instan.

"Jika seseorang sudah terdiagnosa mengalami tekanan darah tinggi, dia harus menjalani pengobatan atau penatalaksanaan hipertensi yang membutuhkan waktu lama, seumur hidup, dan harus terus-menerus. Bahkan, jika modifikasi gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah ke tingkat yang diinginkan, maka harus diberikan obat," ulasnya.

Tjandra menjelaskan bahwa keberadaan Posbindu PTM di masyarakat lebih tepat untuk mengatasi perilaku hidup yang kurang sehat. Posbindu PTM adalah Pos Pembinaan Terpadu yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang aktif dalam pengendalian faktor risiko Penyakit Tidak Menular, seperti obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktivitas, dan merokok.

“Kegiatan deteksi dini pada Posbindu PTM dilakukan melalui monitoring faktor risiko secara terintegrasi, rutin, dan periodik. Kegiatan monitoring mencakup kegiatan minimal, yaitu hanya memantau masalah konsumsi sayur-buah dan lemak, aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, kegiatan monitoring lengkap, yaitu memantau kadar glukosa darah, kolesterol darah, pemeriksaan uji fungsi paru sederhana, dan IVA,” paparnya.

Adapun tindak lanjut dini berupa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM dilakukan melalui penyuluhan/dialog interaktif secara massal dan konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kasus faktor risiko PTM yang ditemukan yang tidak dapat dikendalikan melalui konseling dirujuk ke fasilitas pelayanan dasar di masyarakat (Puskesmas, klinik swasta, dan dokter keluarga) untuk tidak lanjut dini.

“Untuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis penyakit hipertensi sangat sederhana, yaitu melakukan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter. Hipertensi ditegakkan bila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg,” katanya.

Apakah arti dari 140/90? Dalam buku “Panduan Kesehatan Keluarga”, Dr. Mirriam Stoppard menjelaskan, bahwa 140 merupakan tekanan sistol, yakni tekanan yang timbul saat kontraksi jantung mendorong darah ke seluruh tubuh dan angka 90 merupakan tekanan diastol, tekanan paling rendah yang terjadi di antara dua denyut jantung. (tty)
Source: health.okezone.com

Saat ini SAHABAT berada di area blog sauted dengan artikel Ubah Gaya Hidup Ampuh Cegah Hipertensi.