• img

LINGKAN (Cerita Rakyat dari Sulawesi Utara)

blog sauted | Jumat, 11 Februari 2011 | 13:53

Oleh Endang Firdaus

Dulu, di Minahasa, ada seorang gadis yang sangat cantik. Lingkan, begitu nama gadis itu. Ia seorang yang ramah, baik hati, dan tidak sombong. Para pemuda menginginkannya menjadi istrinya. Para orang tua ingin menjadikannya sebagai menantu.Suatu ketika, tersiar berita bahwa Raja Mongondow akan datang ke Minahasa. Ia datang bersama anak buahnya. Mereka membawa perhiasan, emas, permata, dan barang berharga lainnya. Mendengar itu, penduduk Minahasa seketika amat mencemaskan Lingkan. Mereka takut Raja akan mengambilnya. Untuk menghindari hal itu terjadi, orang tua Lingkan lalu menyembunyikan Lingkan di dalam hutan, di atas sebuah pohon besar di tepi sungai. Untuk makan gadis itu, mereka menyediakan makanan yang dimasak dalam bambu.

Raja dan para pengiringnya tiba di Minahasa. Setelah beberapa hari di daerah itu mereka pun kembali ke Mongondow. Dalam perjalanan, mereka beristirahat di tepi sungai.

Tiba-tiba Raja melihat suatu benda mengapung di sungai. Diperintahkan seorang anak buahnya mengambil benda itu. Benda itu adalah bumbung bambu dan daun bekas memasak nasi. Raja pun berpendapat, bahwa di udik sungai itu pasti ada penghuninya. Ia kemudian memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki dari mana benda-benda itu berasal.

Anak buah Raja segera menyusuri sungai. Mereka bertemu dengan seorang lelaki tua tengah duduk di bawah pohon besar. Lelaki itu adalah ayah Lingkan yang sedang menjaga Lingkan. Anak buah Raja lalu melihat seorang gadis sangat cantik duduk di atas pohon. Cepat mereka menghadap raja mereka dan melaporkan apa yang telah mereka temui.

Raja sangat senang mendengar laporan itu. Katanya, “Bawa gadis itu ke mari! Katakan padanya bahwa aku akan memenuhi apa saja yang ia minta asal ia mau menjadi istriku!”
Anak buah Raja menemui Lingkan dan menyampaikan apa yang dikatakan raja mereka pada gadis itu. Lingkan tak mau. Anak buah Raja membujuknya. Akhirnya Lingkan dapat dibawa ke hadapan Raja. Penuh suka cita, Raja menyambut gadis cantik itu.
Mereka kemudian meneruskan perjalanan. Namun, setiap kali akan menyeberangi sebuah sungai Lingkan berhenti. Ia tak mau meneruskan perjalanan. Ia baru mau terus setelah keinginannya dipenuhi Raja. Akhirnya, semua barang yang dibawa Raja habis diberikan pada Lingkan.

Mereka hampir sampai di Mongondow. Satu sungai lagi harus mereka seberangi untuk sampai di sana. Lingkan berhenti dan meminta sesuatu. Raja bingung. Ucapnya, “Lingkan, barang-barang yang kubawa telah habis kuberikan padamu. Mari kita meneruskan perjalanan. Nanti, setelah kita sampai di istana, apa yang kau minta pasti kuberi.”

“Aku ingin hadiah itu sekarang!” tukas Lingkan. “Jika tidak, aku tak mau di bawa ke Mongondow!”

“Tapi apa yang harus kuberi?”

“Hmh,” ucap Lingkan tersenyum, “aku ingin seluruh tanah sebelah utara sungai ini untukku!”

Raja terdiam. Bila ia memenuhi keinginan Lingkan, itu berarti ia melepaskan daerah kekuasaanya yang terletak di sebelah utara sungai itu. Kalau tidak memenuhi keinginan Lingkan, berarti ia gagal memperistri gadis yang sangat cantik itu. Raja akhirnya merasa berat untuk melepaskan Lingkan. Cetusnya, “Baiklah kupenuhi keinginanmu!”

Sungai itu dijadikan batas daerah Mongondow dan Minahasa dan diberi nama Posigadan yang artinya perbatasan. Sekarang daerah itu telah berganti nama menjadi Sungai Poigar.

Source: kampunggintung.blogspot.com

Saat ini SAHABAT berada di area blog sauted dengan artikel LINGKAN (Cerita Rakyat dari Sulawesi Utara).
<< >>