• img

Menyelami Kehidupan Suku Baduy (I)

blog sauted | Sabtu, 26 Mei 2012 | 19:33

Pasha Ernowo - Okezone
Menyelami Kehidupan Suku Baduy (I)
Perkampungan Suku Baduy (Foto:rangifaridha.wordpress)

LIBURAN sekolah, tak perlu jauh dari Jakarta untuk bisa menikmati momen ini. Sambangi saja Banten, Jawa Barat, yang menawarkan banyak pesona pantai juga budaya.

Wisata budaya apa saja yang dimiliki provinsi ini? Simak ulasan berikut, seperti dikutip dari buku Informasi Pariwisata Nusantara oleh Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan RI:

Debus

Kesenian debus Banten menggunakan dan memfokuskan pada kekebalan seseorang pemain terhadap serangan benda tajam dan semacam senjata tajam. Atraksi kekebalan badan ini merupakan variasi lain yang ada dipertunjukan debus. Antara lain, menusuk perut dengan benda tajam atau tombak, mengiris tubuh dengan golok sampai terluka maupun tanpa luka, makan bara api, memasukkan jarum yang panjang ke lidah, kulit, juga pipi sampai tembus, dan tidak terluka.

Dalam melakukan atraksi ini, setiap pemain mempunyai syarat-syarat yang berat. Sebelum pentas, mereka melakukan ritual-ritual yang diberikan oleh guru, biasanya dilakukan 1-2 pekan sebelum ritual. Selain itu, mereka juga dituntut mempunyai iman yang kuat dan harus yakin dengan ajaran Islam. Pantangan bagi pemain debus adalah tidak boleh minum minuman keras, main judi, bermain wanita, atau mencuri.

Apabila ingin melihat atraksi itu, Anda bisa langsung menuju lokasi Desa Walantaka, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang. Untuk aksesnya, dari Jakarta Anda dapat menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh sekira tiga jam.

Suku Baduy

Suku Baduy yang berada di Banten mempunyai daya tarik tersendiri. Suku ini bermukim di areal seluas 5.101 hektare di Kanekes, Leiuwidamar atau sekira 38 kilometer dari Rangkasbitung, Lebak. Suku baduy terbagi menjadi dua bagian, yaitu Baduy dalam dan Baduy luar.

Baduy dalam bermukim di tiga kampung Cikeusik, Cikertawarna, Cibeo sedangkan Baduy luar bermukim di ketiga kampung di luar kampung-kampung tersebut. Dengan total 53 kampung, masyakarat Baduy memiliki hukum adat yang kuat dengan sistem pemerintahan sendiri, yaitu pemerintahan adat Baduy dengan kepala pemerintahan disebut Puun, terdiri dari Puun Cikeusik, Cikertawarna, dan Cibeo. Para Puun ini dibantu oleh para Jaro sebanyak delapan orang yang mempunyai fungsi dan tugas masing-masing.

Untuk dapat melihat dan menyelami kehidupan Suku Baduy, Anda dapat mendatang Kabupaten Lebak, Banten. Agar bisa sampai di kawasan itu, Anda dapat menggunakan mobil dengan jarak tempuh 1,5 jam dari Rangkasbitung ke Ciboleger, pintu gerbang Kanekes.

Istana Surosowan

Istana Surosowan dibangun pada 1526 di bawah pimpinan Maulana Hasanuddin dan Pangeran Fatahilah. Istana ini berbentuk segi empat dan mempunyai luas sekira tiga hektare. Bangunannya hampir nyaris rata dengan tanah. Yang paling dikenal dari Keraton Surosowan adalah pemandian Rara Denok.

Kolam Rara Denok berbentuk persegi empat dengan panjang sekira 30 meter dan lebar 14 meter. Sementara itu, kedalaman kolam mencapai 4,5 meter. Yang cukup unik, di bagian tengah kola mini terdapat kolam yang ukurannya lebih kecil dan tempat istirahat bernama Bale Kambang.

Sejarah keraton ini mengalami beberapa kali kehancuran. Hal yang menarik lainnya adalah pancuran emasnya. Pancuran yang sebenarnya terbuat dari tembaga dan bukan emas ini dahulu digunakan untuk pemandian para pejabat dan abdi kerajaan.

Untuk dapat melihat sejarah lokasi ini, Anda bisa mengunjungi Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, sekira 10 kilometer di utara Kota Serang. Agar bisa menuju tempat wisata ini, aksesnya bisa menggunakan angkutan umum dari Kota Serang dengan waktu perjalanan sekira 30 menit.
(ftr)
Source: travel.okezone.com

Saat ini SAHABAT berada di area blog sauted dengan artikel Menyelami Kehidupan Suku Baduy (I).
<< >>