Mujahidah: Hindun binti Amru, Diantara Para Syuhada (3-habis)
Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, Lama-lama Amru bin Jamuh curiga ada anaknya yang mulai tertarik dengan Islam. Dia meminta istrinya menjaga anak-anaknya agar tidak terpengaruh Mus’ab bin Umair.
Ketiga anaknya harus memegang teguh kepercayaan nenek moyang. Hindun tidak mau menyinggung suaminya.
Dengan lembut dan kasih sayang dia berujar, "Apakah kau pernah mendengar anak kita mengenal pemuda itu (Mush’ab)?"
Amru balik bertanya, "Apakah Mu’adz telah masuk agama orang itu?"
Hindun berusaha menenteramkan hati suaminya. "Bukan begitu. Tetapi Mu’adz pernah hadir dalam majelis pemuda itu. Dia ingat kata-katanya," jawab Hindun.
Suaminya sempat kaget. Dia minta anaknya datang, lalu menyampaikan kata-kata apa yang telah didengarnya dari Mush’ab bin Umair.
Mu’adz pun hadir, lalu membacakan surat Al-Fatihah di hadapan ayahnya. Lantunan ayat-ayat Allah yang dibacakan anaknya telah menggetarkan hati Amru.
Dia pun tertarik mengikuti agama Rasulullah, dan meninggalkan semua berhala yang ada di rumahnya. Hindun sangat bersyukur, kini semua anggota keluarganya beriman kepada Allah dan Rasulullah.
Setelah keluarganya masuk Islam, Hindun yang dikenal sangat mencintai agama Allah memotivasi suami, ketiga anaknya, dan saudaranya Abdullah bin Amr bin Haram untuk berperang membela agama Allah.
Amru pun bersemangat untuk berjihad, walaupun kondisi kakinya cacat, dan tidak diwajibkan angkat senjata. Ketika perang Badar Amru meminta agar Rasulullah memenuhi keinginannya ikut berperang. Namun Rasulullah tidak mengizinkan karena kondisi Amru yang tidak memungkinkan.
Ketika Perang Uhud, Amru kembali bersemangat untuk berjihad walaupun ketiga putranya melarang. Dia menemui Rasulullah, "Wahai Rasulullah, putra-putraku melarangku berbuat kebajikan. Mereka keberatan jika aku ikut berperang, karena sudah renta dan pincang. Demi Allah, dengan pincangku ini aku bertekad meraih surga."
Rasulullah akhirnya mengizinkan Amru bin Jamuh ikut Perang Uhud. Di Perang itulah suami Hindun syahid bersama anak, dan saudaranya. Hindun dikenal sebagai shahabiyyah yang sangat mencintai Islam ikhlas menerima kematian ketiga orang yang dicintainya itu.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Susie Evidia
Source: www.republika.co.id