Mujahidah :: Ummu Athiyyah, Pejuang Islam nan Gigih (2)
flowers.magazine.com |
Ilustrasi |
REPUBLIKA.CO.ID, Ummu Athiyyah termasuk perempuan cerdas yang beruntung. Kehidupannya bertaburan ilmu dari cahaya nubuwwah. Dia mengambil langsung ilmu-ilmu dari Rasulullah SAW.
Selain itu, Ummu Athiyyah meriwayatkan pula ilmu dari Umar bin Khathab, dan perwaris setelahnya, diantaranya Anas bin Sirin, Hafshah binti Sirin, dan masih banyak lagi. Makanya, nama Ummu Athiyyah tercantum dalam kitab-kitab hadis.
Setiap ilmu yang disampaikan Rasulullah disambut, dan diamalkan kembali oleh Ummu Athiyyah. Sebaliknya, Rasulullah pun sangat bersemangat mengajarkan ilmu Islam kepada para shahabiyyah, dan menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan mereka.
Ummu Athiyyah pernah menanyakan kepada Rasulullah tentang berjilbab bagi perempuan ketika keluar rumah.
Riwayat itu disampaikan Nabi Muhammad yang menyuruh perempuan yang sedang haid, perempuan baligh, uzur, maupun perempuan yang belum merdeka (budak) untuk menyaksikan kumpulan ilmu dan kebaikan di hari raya.
Adapun untuk perempuan yang haid memisahkan diri dari tempat shalat, tapi mereka tetap menyaksikan kebaikan, dan dakwah kaum Muslimin.
"Rasulullah SAW memerintahkan kami agar keluar pada hari Idul Fitri maupun Idul Adha, baik para gadis yang menginjak akil baligh, perempuan yang sedang haidh, maupun perempuan-perempuan pingitan. Bagi perempuan yang sedang haidh tetap meninggalkan shalat, namun mereka dapat menyaksikan kebaikan (mendengarkan nasihat) dan dakwah kaum Muslimin," tutur Ummu Athiyyah.
Saat itu, Ummu Athiyyah bertanya kepada Nabi, "Ya Rasulullah, salah seorang dari kami ada yang tidak memiliki jilbab?"
Rasulullah menjawab, "Kalau begitu hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya (agar ia keluar dengan berjilbab." (Muttafaq alaih).
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Susie Evidia
Source: www.republika.co.id