PTN Tak Perlu Pertanyakan Penghasilan Orangtua
Indra Akuntono | Kistyarini |
Kompas/Raditya Helabumi |
Tumpukan formulir seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) |
JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis Koalisi Masyarakat Anti Komersialisasi Pendidikan (KMSKP) Retno Listiyarti mempertanyakan relevansi kolom jumlah penghasilan orangtua dalam formulir ujian tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012.
Menurut dia, kolom tersebut akan menimbulkan potensi mengukur pembiayaan, dan akan berpengaruh pada penerimaan siswa dalam seleksi masuk PTN. "Semestinya tidak perlu informasi penghasilan orangtua dimasukkan dalam formulir SNMPTN, itu data yang tidak relevan," kata Retno, di Jakarta, Jumat (18/5/2012).
Diungkapkan Retno, informasi penghasilan orangtua akan digunakan sebagai alat untuk menjaring kemampuan membayar. Karena itu, ia mengimbau agar data tersebut boleh dikosongkan atau tidak perlu diisi oleh pendaftar. Sebab menurutnya, tidak ada yang dapat menjamin jika data itu tidak disalahgunakan, dan dijadikan salah satu faktor untuk mempertimbangkan penerimaan siswa di PTN selain seleksi akademis.
"Itu ciri korporasi dalam pendidikan. Jaminan Mendikbud pun apa dasarnya, apa nantinya tidak memengaruhi keputusan penerimaan. Ini mirip sekali dengan model pendaftaran siswa di RSBI," tandasnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, jika benar data penghasilan orangtua digunakan sebagai alat penyaring, hal itu hanya akan mempertegas bahwa pendidikan tinggi semakin sulit diakses. "Anak miskin memang dilarang kuliah di republik ini, era reformasi pendidikan tinggi semakin sulit diakses," ujar Retno.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menjamin jika kolom jumlah penghasilan orangtua hanya berfungsi untuk melengkapi data. Nantinya, data tersebut dapat digunakan saat yang bersangkutan akan mengajukan permohonan beasiswa bidik misi, ataupun beasiswa lain yang terdapat di masing-masing PTN.
Mendikbud juga menjamin jika kemampuan akademik merupakan satu-satunya indikator yang digunakan dalam penerimaan SNMPTN, dan tidak akan mengedepankan kemampuan ekonomi masing-masing siswa.
Source: edukasi.kompas.com