Memilih Perguruan Tinggi Islam
Oleh Sarjuni
SAAT ini banyak berdiri dan berkembang universitas Islam. Namun masih jarang yang benar-benar memiliki konsep jelas tentang apa yang dimaksud universitas ideal menurut Islam. Akibatnya, dalam implementasinya banyak universitas Islam
di dunia, termasuk di Indonesia menjadi entitas yang tak jauh berbeda dari universitas umum, baik segi bentuk, struktur, kurikulum pendidikan, maupun aktivitasnya.
Menurut al-Attas, universitas Islam seharusnya mempunyai struktur berbeda dari universitas Barat, konsep ilmu yang berbeda dari apa yang dianggap sebagai ilmu oleh para pemikir Barat, serta punya tujuan dan aspirasi berbeda dari konsepsi Barat.
Terkait dengan hal itu maka tujuan universitas Islam harus untuk membentuk ’’manusia sempurna’’ atau ’’manusia universal’’ (manusia yang bertakwa). Ilmuwan muslim bukanlah seorang spesialis dalam salah satu bidang keilmuan melainkan universal dalam cara pandang dan punya otoritas dalam beberapa bidang keilmuan yang saling berkaitan.
Ilmuwan muslim yang dilahirkan oleh universitas Islam harus menguasai bidang ilmu fardu ain sekaligus fardu kifayah. Ia harus memiliki fondasi studi Islam yang baik, di samping menguasai disiplin keilmuan tertentu. Universitas Islam harus berani membangun konsep ekonomi Islam, politik Islam, sosiologi Islam, sains Islam, budaya Islam, dan sebagainya. Universitas Islam harus bisa mencerminkan bangunan pandangan hidup Islam.
Adalah Unissula, universitas Islam terkemuka di Jawa Tengah, dengan visi ’’Bismillah Membangun Generasi Khaira Ummah’’ secara sadar telah melakukanupaya rekonstruksi konsep universitas Islam. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir ini melakukan gebrakan penting guna mewujudkan universitas Islam yang ideal, melalui strategi pendidikannya; budaya akademik Islami (Budai).
Budai hakikatnya berisi upaya yang sungguh-sungguh dari seluruh civitas akademica untuk membangun semangat iqra, semangat memadukan antara ilmu dan agama, semangat membangun Islamic learning society, dan semangat untuk mengapresiasi setinggi-tingginya ilmu pengetahuan.
Untuk menunjang upaya itu, dilakukan beberapa gerakan, seperti gerakan shalat berjamaah, pemberdayaan mesjid, busana Islami, lingkungan bersih dan sehat, keteladanan, dan mewujudkan akhlak mulia di lingkungan kampus, gerakan berbahasa internasional, serta gerakan cyber culture.
Double Degree
Melalui gerakan itu, atmosfer akademik yang berkembang di Unissula sepenuhnya berlandaskan nilai-nilai Islam. Ke depan diharapkan mampu mengembangkan tradisi keilmuan Islam, yang menyatukan antara ilmu dan amal, antara ilmu dan akhlak, sehingga mampu menghasilkan ilmuwan berakhlak mulia, dan ilmuwan yang mengamalkan ilmunya untuk kerakhmatan.
Guna mewujudkan cita-cita itu, berbagai kegiatan telah dilaksanakan, seperti pelatihan budaya akademik Islami, pelatihan dan refreshing tahsin salat, pelatihan membangun jamaah, training of trainer Budai, lokakarya pengembangan peradaban Islam, dan pelatihan pengembangan kepribadian, dan yang tidak kalah pentingnya pelatihan membangun Islamic worldview.
Unissula juga membuka program unggulan pengaderan saintis Islam melalui Prodi Sejarah Peradaban Islam (double degree).
Pesertanya adalah mahasiswa terbaik dari seluruh fakultas, serta mereka diasramakan, dan mendapat beasiswa penuh dari yayasan.
Saat ini, ketika dunia pendidikan di Indonesia sedang dilanda anomali, ketidakpastian jati diri maka Unissula layak menjadi pilihan oleh para orang tua guna menitipkan putra-putrinya menempuh pendidikan tinggi. (10)
— Sarjuni SAg MHum, Wakil Dekan I Fakultas Aga-ma Islam (FAI) Unissula Semarang
Source: www.suaramerdeka.com