6 Museum Keren yang Jarang Didatangi Orang Jakarta
Museum Art Mon Decor (Afif/detikTravel) |
Oleh: Putri Rizqi Hernasari
Jakarta - Museum Nasional dan Museum Fatahillah mungkin sudah biasa Anda dengar namanya, atau bahkan sering dikunjungi. Bagaimana dengan 6 museum ini? Ini adalah 6 museum keren di Jakarta, yang jarang dikunjungi.
Mungkin Anda tidak menyangka kalau Jakarta memiliki lebih dari 60 museum. Ya, ibukota besar ini ternyata memiliki banyak tempat yang menyimpan berbagai barang bersejarah.
Sayangnya, tidak semua orang tahu atau bahkan sadar dengan keberadaannya. Padahal ada banyak museum keren di Jakarta yang wajib dikunjungi. Untuk itu, Kamis (30/8/2012), detikTravel mengumpulkan 6 museum keren di Jakarta yang jarang dikunjungi wisatawan, bahkan warga Jakarta:
1. Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat
Pernah mendengar Museum Taman Prasati? Ini adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Berada di Jl Tanah Abang No 1, Jakarta Pusat, Museum Taman Prasasti menyimpan banyak nisan kuno dan beragam patung.
Suasana sepi dan sunyi memang menyelimuti Museum Taman Prasasti. Betapa tidak, museum ini sangat jarang dikunjungi wisatawan. Padahal, ada banyak koleksi menarik yang bisa Anda temui di dalam Museum Taman Prasati. Beberapa di antaranya adalah miniatur makam khas dari seluruh provinsi di Indonesia, dan juga kereta jenazah antik.
Tidak hanya itu, Museum Taman Prasasti yang memiliki luas 1,2 hektar ini juga memamerkan beragam karya seni yang indah karya pematung, pemahat, kaligrafer, dan sastrawan. Patung-patung besar juga menghiasi di hampir setiap sudut museum. Ini bisa dilihat dari tiga patung yang menyambut setiap tamu di bagian depan museum.
Awalnya, Museum Taman Prasasti adalah sebuah pemakaman umum yang bernama Kebon Jahe Kober. Kemudian, pada tahun 1977 pemakaman ini dijadikan museum yang dibuka untuk umum. Di tempat ini juga, Anda bisa menziarahi makam aktivis mahasiswa Soe Hok Gie.
2. Museum Basuki Abdullah
Siapa yang tak kenal Basuki Abdullah, karya seni lukisnya begitu indah terkenal di hampir setiap orang. Tapi tahukah Anda kalau sang pelukis legendaris ini memiliki museum?
Berada di Jl Keuangan Raya No 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan Museum Basuki Abdullah resmi berdiri sejak tahun 2001. Tapi sayang, nasibnya sama dengan Museum Taman Prasasti, yaitu jarang dikunjungi wisatawan.
Museum dengan 2 lantai ini sebenarnya adalah rumah pribadi milik mendiang Basuki Abdullah dan keluarga. Saat detikTravel berkunjung beberapa waktu lalu, di lantai satu pengunjung langsung dihadapkan dengan barang-barang koleksi milik sang maestro, seperti wayang, patung-patung, alat-alat lukis, baju-baju nyentrik yang pernah beliau gunakan, senapan, jam tangan, dan buku-buku.
Di lantai satu, Anda juga bisa ke dalam ruang memorial berupa kamar Basuki Abdullah. Di kamar inilah, ia dibunuh oleh kawanan perampok yang mencuri jam tangan antiknya.
Naik ke lantai dua, pengunjung dihadapkan dengan 40 lukisan spektakuler karya Basuki Abdullah. Berbagai tema lukisan dipamerkan di ruangan ini, seperti pemandangan alam, tokoh-tokoh besar negara, dan lukisan abstrak.
Selain itu, di lantai dua, juga terdapat ruang perpustakaan dan ruang penyimpanan lukisan. Di perpustakaan terdapat 3.000 koleksi buku Basuki.
Tertarik? Anda bisa datang hari Selasa-Jumat, pukul 08.00-16.00 WIB dan Sabtu dan Minggu pukul 08.00-15.00 WIB, dengan harga karcis hanya Rp 2.000.
3. Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum lain yang tak kalah keren tapi masih sedikit dikunjungi wisatawan adalah Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum yang berada di Jl Pos Kota No 2, Jakarta Barat ini memiliki sekitar 500 karya seni rupa yang berbeda, seperti patung, grafis, sketsa dan batik tulis.
Di antara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul 'Pengantin Revolusi' karya Hendra Gunawan, 'Bupati Cianjur' karya Raden Saleh, dan 'Potret Diri' karya Affandi.
Sesuai namanya, Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki banyak koleksi keramik yang cukup banyak. Keramik ini berasal dari dalam dan luar negeri. Khusus keramik hasil dalam negeri, diambil langsung dari sentra industri daerah, seperti Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, dan lainnya.
Masuk lagi, Museum Seni Rupa dan Keramik dilengkapi dengan perpustakaan. Di dalamnya Anda bisa menemukan aneka buku seni rupa dan keramik yang bisa dijadikan panduan tentang seni rupa.
Asyiknya lagi, untuk pengunjung yang ingin mempelajari cara pembuatan gerabah, bisa masuk langsung ke Studio Gerabah. Di sinilah tempat pelatihan dan pembuatan gerabah, mulai dari teknik membentuk, cetak dan roda putar. Oven untuk membakar gerabah juga tersedia di sini.
4. Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Setelah tiga museum di atas, ternyata masih ada lagi museum lain yang jarang dikunjungi wisatawan. Salah satunya adalah Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Ini adalah salah satu museum yang berjasa dengan sejarah Indonesia, tapi sayangnya tak banyak yang tahu mengenai museum ini. Museum Perumusan Naskah Proklamasi berada di Jl Imam Bonjol No 1, Jakarta Pusat dan ternyata inilah lokasi perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Dari luar, museum ini tampak gagah dan megah dengan bangunan tuanya yang khas Eropa. Untuk mencicipi kegagahan dan kemegahannya, pengunjung yang masuk dikenakan biaya yang murah, hanya Rp 2.000 saja.
Begitu tiba di dalam ruangan langsung saja belok ke arah kiri. Di sana terdapat ruang pertemuan yang dijadikan Ahmad Subarjo, Soekarno, dan Hatta, bertemu dengan Laksamana Tadashi Maeda. Pertemuan tersebut bertujuan untuk meminjam rumah Maeda sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.
Masuk lagi lebih dalam, pengunjung akan dihadapkan dengan ruang perumusan naskah proklamasi yang diisi dengan meja besar dan tiga patung. Tiga patung tersebut adalah Soekarno, Hatta dan Ahmad Subarjo.
Selesai merumuskan, ketiga orang tersebut lanjut masuk ke dalam ruang pengesahan. Di ruangan inilah Soekarno membacakan hasil perumusan naskah proklamasi, yang kemudian naskah tersebut dibawa ke ruang pengetikan dan ditandatangani di atas piano.
Naik ke lantai dua, Anda bisa masuk ke ruang pameran. Di sana terdapat kisah-kisah perjuangan bangsa Indonesia sejak tahun 1942 hingga mempertahankan kemerdekaan. Museum ini juga mempunyai ruang baca, perpustakaan, dan bunker di bawah tanah. Keren!
5. Museum Sumpah Pemuda
Dari Museum Sumpah Pemuda, saatnya pindah ke museum bersejarah lain yang sayangnya tak banyak dikunjungi wisatawan, padahal harga tiket masuknya sangat murah, yaitu Rp 2.000. Inilah museum yang akan menceritakan bagaimana gigihnya para pemuda dalam meraih kemerdekaan bangsa. detikTravel berkunjung beberapa waktu lalu.
Saat pertama kali masuk ke dalam museum yang berada di Jl Kramat Raya No 106, Jakarta Pusat, pengunjung langsung disambut dengan tiga patung yang menggambarkan anak muda yang sedang berdiskusi. Memasuki bagian museumnya lebih dalam, pengunjung akan lebih dikejutkan dengan patung-patungnya. Di sana terdapat tujuh patung pemuda yang sedang duduk dan satu patung yang sedang memainkan biola, dialah WR Supratman.
Di dalam ruangan yang bisa dibilang ruang inti ini adalah turis bisa mendapatkan banyak informasi terperinci mengenai Sumpah Pemuda yang menjadi puncak kebangkitan para pemuda dalam berjuang. Menengok ke bagian tembok, biarkan mata Anda menangkap satu ukiran raksasa tentang isi Sumpah Pemuda.
Berjalan ke belakang museum, ada ruangan yang berisi tentang perjuangan pemuda melalui media dan melalui organisasi pramuka. Selain itu, Museum ini juga mempunyai ruangan khusus tentang seorang pejuang pemuda, yaitu Wage Rudolf Soepratman yang seolah menjadi 'biografi mini' beliau.
Tak jauh dari ruang sang pencipta lagu Indonesia Raya, wisatawan bisa menemukan sebuah ruangan yang berisi banyak papan berwarna merah di bagian dindingnya. Papan tersebut tidak berisikan tentang sejarah, melainkan kutipan-kutipan kalimat perjuangan dari para pemuda, termasuk pesan antikorupsi dari Ki Hajar Dewantara.
Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda tidak hanya menambah pengetahuan Anda tentang sejarah bangsa Indonesia, tapi juga membangkitkan rasa nasionalisme yang mungkin telah memudar.
6. Museum Art Mon Decor
Museum lain di Jakarta yang keren namun jarang dikunjungi wisatawan adalah Museum Art Mon Decor. Mungkin sebagian besar dari Anda belum pernah mendengar namanya, ini adalah museum yang menampilkan berbagai karya seni lukis yang menarik.
Tidak seperti museum lain yang biasanya terkesan angker, sepi dengan fasilitas yang kurang memadai, Museum Art Mon Decor malah sebaliknya. Museum ini menyediakan fasilitas yang baik untuk pengunjungnya. Bahkan, museum ini berhasil menyabet penghargaan sebagai Museum Terbaik kategori Sarana dan Fasilitas pengunjung.
Lihat saja bangunan luar museum, sama sekali tak terlihat seperti museum. Lebih mirip seperti bangunan modern perkotaan. Setiap pengunjung yang datang juga tidak dipungut biaya. Jadi Anda bebas masuk gratis.
"Di sini kami menampilkan koleksi lukisan karya maestro seperti Affandi dan Sunaryo," kata salah satu karyawan di Museum Art Mon Decor, Wiwik kepada detikTravel, Rabu (29/8/2012).
Museum yang berada di Jl Rajawali Selatan Raya No 3 ini memang dibuat seperti galeri lukisan. Museum Art Mon Decor terbagi atas 3 lantai yang semuanya dikhususkan untuk memamerkan lukisan dan tidak diperjualbelikan.
Menariknya, museum ini selalu mengganti temanya setiap 3 bulan sekali. Untuk bulan ini Museum Art Mon Decor mengambil tema Bali.
Di dalam ruangan bernama Art Space, berbagai lukisan karya maestro terkenal di pamerkan. Untuk saat ini, Museum Art Mon Decor sedang dipamerkan lukisan karya Srihadi Soedarsono.
"Saat ini kami sedang memajang lukisan karya Srihadi Soedarsono, sudah ada mulai Mei hingga akhir Agustus ini," tambah Wiwik.
Source: travel.detik.com