• img

Kuliner Buton, Sederhana tapi Mengundang Selera

blog sauted | Minggu, 06 Januari 2013 | 21:50

Kuliner Buton, Sederhana tapi Mengundang Selera
BUTON, (PRLM).- Sebagian besar makanan (kuliner) yang dijumpai di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pembuatannya terlihat sederhana. Mulai dari pemilihan bahan-bahannya, cara memasaknya, hingga penyajian tidak begitu rumit. Bahkan, bahan utamanya memanfaatkan komoditas yang banyak ditemui di sana. Seperti ketela pohon (singkong) dan berbagai jenis ikan yang melimpah di perairan Buton.

Di antara kuliner yang khas di Buton, yakni kasoami (soami). Makanan tersebut merupakan suguhan utama yang diberikan masayarakat Buton kepada tamu. Bisa jadi kasoami makanan sehari-hari masyarakat Buton. Wisatawan yang berkunjung ke Buton pun, tidak perlu khawatir untuk mendapatkan kasoami. Makanan tersebut gampang dijumpai mulai dari tingkat rumah makan atau warung-warung pinggir jalan.

Kasoami yang dibuat dari singkong itu, biasanya disajikan dengan ikan asin. Sementara proses pembuatan kasoami dimulai dengan pemilihan singkong yang bagus. Setelah dibersihkan, singkong itu diparut kemudian diperas. Saat pemerasan dibutuhkan peralatan khusus, walau masyarakat umum biasa menggunakan tangan saja. Bantuan peralatan itu intinya berfungsi untuk bagaimana agar ubi yang diperas bisa cepat kering.

"Setelah dipastikan ubi sudah kering maka proses berikutnya adalah pekerjaan pengukusan. Media pengukusan biasanya terbuat dari daun kelapa yang sudah dianyam dan berbentuk topi (piramida)," kata Ny. Iis Elianti, istri Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun.

Menurut Iis, proses pengukusan biasanya berlangsung antara 20 sampai 30 menit. Perlu diperhatikan waktu pengukusan, agar ubi tidak masih keras atau terlalu lembek. Tanda-tanda waktu pengukusan sudah cukup, bisa dilihat dari uap yang keluar. Lewat pengukusan tersebut singkong yang sudah diparut nantinya akan menyatu dan berubah warga. Warna singkong semula putih akan berubah menjadi kekuning-kuningan.

Masyarakat Buton, biasanya menikmat kasoami dengan tambahan lauk berupa ikan. Tidak ada keharusan jenis ikannya. Jenis ikannya bisa apa saja, cuma sebagian besar dibakar. Makan kasoami dengan ikan bakar terasa lebih nikmat menjelang malam. Warga di sana, makan kasoami biasanya sambil kumpul-kumpul dan dibarengi minum teh.

Makanan khas lainnya yang cukup terkenal di wilayah Buton, yakni kapusu nosu. Bahan utama makanan ini berupa jagung tua yang memang mudah didapatkan di sana. Masyarakat Buton biasanya memiliki ladang yang ditanami singkong atau jagung. Jadi seperti membuat kasoami yang berbahan baku singkong, pembuatan kapusu nosu pun tidak terlalu sulit, karena bahan dasarnya mudah didapatkan.

Ny. Iis mengungkapkan, makanan kapusu nosu menjadi salah satu favorit selain kasoami. Cari membuatnya pun sangat sederhana. Pertama perlu dikumpulkan bahan-bahan berupa jagung tua, santan kelapa dan garam secukupnya. Jika takarang jagung tua banyaknya 1 kg, maka santan kelapanya cukup 750 cc.

"Proses pembuatannya dimulai dengan penumbukan jagung. Biar lebih gampang bantu dengan sedikit air. Jagung yang sudah ditumbuk kemudian direbus hingga terlihat lunak. Air rebusannya kemudian dibuang. Sebelum dimasak, campurkan santan kental bersama jagung. Sambil menunggu proses masak aduk terus dan beri garam secukupnya. Setelah terlihat mengental, baru diangkat," kata Iis sambil menjelaskan kapusu nosu lebih nikmat disantap bersama ikan kering dan sambal terasi.

Jalan-jalan ke Kab. Buton jangan lupa mencicipi juga masakan yang bernama ikan parende. Jenis makanan ini cukup terkenal di sana. Wilayah perairan Buton yang cukup panjang, sangat kaya akan berbagai jenis ikan. Namun, untuk membuat ikan parende, masyarakat di sana biasanya menggunakan ikan kakap merah.

Melihat sajiannya, masakan ikan parende lebih mirip sop ikan yang biasa ditemui di daerah Jawa. Mungkin yang menjadi spesial untuk menu ikan parende, yakni memilih ikan kakap merah. Pada tradisi zaman dulu, ikan kakap merah merupakan makanan masyarakat kelas atas. Tidak heran jika para nelayan Buton, jika mendapatkan tangkapan ikan kakap merah diserahkan kepada sultan. Namun, sekarang ikan parende dengan ikan kakap merah, sudah menjadi makanan masyarakat umum.

Bahan yang perlu dikumpulkan untuk pembuatan ikan parende, yakni ikan kakap merah 500 gram dipotong menjadi enam bagian, 1.500 ml air putih, dua batang daun sereh, satu lembar daum salam, empat buah jeruk nipir (peras dan ambil airnya). tiga batung daun kemangi yang sudah diris-iris, tiga butir bawang merah (iris tipis), tiga buah belimbing wuluh, dua buah tomat hijau, satu batang daun bawang (iris tipis), enam buah cabai rawit, merica, garam, dan gula secukupnya.

Pembuatan ikan parende diawali dengan memasak air hingga mendidih, kemudian ikan kakap merah dimasukan. Bersamaan dengan itu dimasukan pula sereh dan daun salam di dalam air mendidih tadi. Setelah ikan terlihatmatang.baru tambahkan tomat, bawang merah, daun kemangi, belimbing wuluh, jeruk nipis, daun bawang, cabai rawit, garam, merica dan gula. Untuk menambah kenikmatan bisa pula ditaburkan bawang goreng, setelah masakan tadi sudah matang. Silakan dinikmati.(A-147)****
Source: www.pikiran-rakyat.com

Saat ini SAHABAT berada di area blog sauted dengan artikel Kuliner Buton, Sederhana tapi Mengundang Selera.
<< >>