"Rengkong Hatong" Upacara Hasil Panen, Mengeluarkan Suara seperti Katak
Budaya asli Bogor dan termasuk satu dari 13 kesenian yang ternacam punahRengkong Hatong sendiri merupakan kesenian budaya Sunda yang dimaknai sebagai permohonan doa terhadap Yang Maha Kuasa (Dewi Sri). Tujuannya, agar dihindarkan dari segala bentuk bencana pascapanen padi.
Rengkong merupakan salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Kesenian ini muncul sekitar 1964 di Kabupaten Cianjur. Orang yang pertama kali memperkenalkannya adalah H Sopjan. Sedangkan bentuk kesenian ini dikenal dari tata cara masyarakat Sunda zaman dahulu, ketika menanam padi sampai dengan menuainya.
Pada saat itu, belum ada alat transportasi untuk mengangkut padi ke lumbung. Para petani menggunakan bambu sebagai alat pikul padi. Pikulan yang membawa berat beban kurang lebih 10 sampai 20 kilogram ini diikat dengan tali ijuk. Setiap berjalan, pikulan ini menghasilkan bunyi, yang dihasilkan dari pergesekan tali ijuk dengan pikulan. Dari sini kesenian rengkong bermula. Istilah rengkong sendiri diambil dari alat untuk memikul padi dari sawah ke lumbung.
Peralatan untuk memainkan seni rengkong terbilang sederhana. Terdiri dari bambu gombong, tali ijuk, minyak tanah, dan satu impitan tangkai padi. Bambu gombong berfungsi sebagai pikulan. Tali ijuk berfungsi sebagai pengikat padi yang digantung pada pikulan.
Padi, yang kisaran beratnya 10-20 kg sebagai beban pikul. Sedangkan minyak tanah fungsinya sebagai pengesat gesekan antara tali dan pikulan untuk menghasilkan suara yang keras. Dogdog dan angklung buncis merupakan peralatan lainnya sebagai pengiring.
Hatong juga lazim digunakan sebagai instrumen pembantu. Hatong merupakan alat tiup yang terbuat dari bambu. Suara yang dihasilkan rengkong sangat khas, menyerupai suara katak. Pemain rengkong biasanya menggunakan celana pangsi, baju kampret, ikat kepala, dan tanpa alas kaki.
Pemainnya berjumlah lima atau enam orang dengan durasi bermain selama satu jam. Pertunjukan rengkong selalu dilakukan di alam terbuka. Cara memainkannya, pikulan yang berisi padi diletakkan di bahu kanan.
Si pemikul mengayun-ayunkan ke kiri dan ke kanan dengan teratur. Tali ijuk dengan beban padi yang menggantung pada badan bambu rengkong pun bergerak-gerak, gesekan tali ijuk yang keras inilah yang menimbulkan suara. Jika diamati, kesenian ini memang sangat khas keseharian petani desa.
Source: www.radar-bogor.co.id