Generasi Muda Bukan Pemusnah Seni Tradisional
BANDUNG, (PRLM).- Ada banyak penyebab yang mengakibatkan punahnya kesenian tradisional di Jawa Barat dalam sepuluh tahun terakhir. Selain ditinggalkan oleh tokohnya sendiri akibat meninggal dunia, sudah usia lanjut, juga akibat regulasi pemerintah daerah dan lembaga keagamaan di masyarakat yang menekan aktivitas berkesenian para seniman di daerah.
Hal tersebut ditegaskan Toto Amsar Suanda, S.Sn. M.Hum., staf pengajar di STSI Bandung yang juga peneliti kesenian tradisional Jawa Barat serta pimpinan Program Revitalisasi dan Pewarisan Kesenian Tradisional Jawa Barat yang diselenggarakan Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat.
“Selama ini ada banyak anggapan bahwa generasi muda malu mempelajari kesenian tradisional dan mengganggap sebagai kesenian kampungan dan ada juga yang beranggapan kesenian ditinggalkan oleh pelakunya karena tokoh atau pelakunya telah meninggal atau sudah tua dan sakit-sakitan. Padahal tidak demikian adanya,” ujar Toto Amsar, di sela-sela acara pegelaran Kesenian Tradisional Calung Tarawangsa Cibalong Kab. Tasikmalaya, bertempat di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House), Sabtu (9/6/12) malam.
Bahkan dikatakan Toto Amsar, ada banyak kebijakan ataupun regulasi yang dikeluarkan pemerintah secara perlahan mematikan keberadaan kesenian tradisional. Semisal memfasilitasi kesenian kreasi untuk ditampilkan di setiap acara pemerintahan di dalam maupun luar negeri, tidak efektifnya program pewarisan (wacana), hingga perda yang tidak relevan dan bahkan statmen berlebihan atau larangan dikaitkan dengan keagamaan atau kepercayaan.
“Jadi tidak sepenuhnya kesalahan ada pada generasi muda. Kita sebagai orang tua dan pendidik serta pemerintah juga turut andil dalam mematikan kelangsungan dan keberadaan kesenian tradisional,” ujar Toto. (A-87/A-88)***
Source: www.pikiran-rakyat.com