Sendratari Ramayana Masuk Rekor Dunia
MUKHIJAB/"PRLM" | PENTAS Sendratari Ramayana episode “Api Suci” masuk rekor dunia.* |
YOGYAKARTA, (PRLM).- Sendratari Ramayana episode “Api Suci” yang melibatkan 260 penari dan pemusik (pengrawit) tercatat sebagai gelaran seni terbanyak melibatkan seniman. Sendratari yang digelar di Panggung Ramayana Prambanan, Yogyakarta, Senin (15/10) malam pun, masuk Guinees World of Records kategori pentas seni Ramayana yang melibatkan penari terbanyak.
Episode ‘Api Suci’ berdurasi 25 menit, menggambarkan pergumulan konflik percintaan antara Rama dan Dewi Sita. Keduanya telah berpisah. Sita bermaksud menjalin ulang jalinan cinta dengan Rama. Untuk menguji ketulusan dan kesucian Sita, Rama menjatuhkan syarat agar Sita bersedia dibakar. Jika sekujur tubuhnya tak terbakar, itu tanda Sita masih suci dan bisa Rama bisa menerima kembali cintanya. Terbersit niat jelek dari Rama, karena itu Dewa Api menyelamatkan Sita sekaligus membuktikan Sita tak hangus dibakar api yang berarti dia masih suci.
Para penari yang terlibat mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Peran mereka dideskripsikan dalam beberapa elemen, yaitu 12 penari utama, 82 penari putri, 9 penari sesaji, 17 penari raseksi, 32 penari parkan Sita, 70 penari api, 60 penari wanara, 40 penari rasekso (raksasa).
Para penari merupakan pemain tetap yang biasa pentas di tempat tersebut dan sebagian gabungan dari Fakultas Ilmu Budaya UGM. Sutradara, Penari dan Pembina Sendratari Ramayana Prof. Dr. Timbul Haryono menyatakan penghargaan Guiness World Records memompa semangat para seniman maupun manajemen pentas untuk melestarikan sendratari ini. Selain itu, penghargaan ini menjadi suntikan semangat bagi penari muda yang menjadi tulang punggung sendratari.
Direktur Prodi Seni Pertunjukan Sekolah Pascasarjana UGM tersebut menyatakan para penari merasa jerih oayahnya tak sia-sia. Rasa letihnya berlatih selama dua bulan terbayar oleh pengakuan dari badan dunia tersebut.
Pentas sendratari tersebut juga menandai sukses pentas tari di panggung Ramayana Prambanan yang dirintis sejak 1961 dan masih aktif hingga saat ini. Konsistensi pentas dan penjagaan nilai-nilai sendratari tersebut diakui oleh Perwakilan Guinness World Records Lucia Sini Gagliesi saat menyerahkan penghargaan kepada Diretur Utama PT. TWC Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetjo. (A-84/A-147)***
Source: www.pikiran-rakyat.com